Sebuah email yang sudah bertengger di dalam sent item sejak 2 tahun lalu mendadak muncul dalam ingatan dan memaksa untuk dibaca. Bolehlah saya kutipkan dalam postingan kali ini:
"Tahun 2014. Mungkin memang sudah bukan masanya menuliskan catatan harian di dalam sebuah diary. Apalagi sejak satu dasawarsa terakhir, media sosial a.k.a social media telah mengaburkan batasan antara ranah pribadi dengan publik. Orang dengan mudah dan santainya menyebarkan suatu informasi, yang kadang bersifat terlalu pribadi, ke dalam akun media sosial mereka. Yah, apapun alasannya, mereka punya hak untuk itu bukan? Dan kali ini saya bukan hendak membahas mengenai itu :)"
"Hari ini saya memutuskan untuk mulai menulis. Menulis apa saja. Berkisah tentang apa saja yang saya suka. Istilah kerennya sih 'nyampah'. Tujuannya semacam mengeluarkan unek-unek untuk melegakan perasaan saja. Tapi tidak menutup kemungkinan jika nanti rupanya tulisan ini bermanfaat. Buat saya atau siapa saja yang membacanya. Semoga. Siapa tahu suatu saat saya berubah pikiran mengunggah coretan-coretan dalam folder surat elektronik saya ke dalam blog atau akun media sosial saya :D. Ya, siapa tahu :)."
"Sebagai permulaan, tadinya saya berencana menuliskan keluh-kesah mengenai kegalauan yang sedang saya rasakan. Tentang penelitian tesis. Tentang suami yang sedang sibuk dengan pekerjaannya dan menjadi susah untuk diajak ngobrol :(. Tentang mimpi-mimpi yang rasanya semakin jauh untuk dikejar. Tentang ilmu-ilmu yang baru saya peroleh dari kursus singkat dan majalah yang saya baca. Tentang apa saja. Informasi yang begitu banyak berseliweran di kepala, hingga membingungkan saya: mana yang akan ditulis lebih dahulu :p."
"Mari anggap saja postingan awal ini sebagai prolog untuk catatan harian saya. Insyaallah besok pagi kita mulai dengan cerita pertama ;)."
"Nb: postingan ini rencananya akan saya kirim ke email saya sendiri dan email suami. Barangkali beliaunya berminat 'mengintip' curhatan-curhatan saya. Dengan membuka peluang seperti itu, paling tidak muncul sugesti dalam diri saya untuk tidak memendam uneg-uneg sendiri :)"
catatan: pada akhirnya memang saya mengirimkan email tersebut ke email suami yang tentu saja tidak dibaca dan dibahas lagi *tertawa getir*, dan mengunggahnya ke dalam blog ini :)
0 comment(s):