Salah satu proyek keluarga yang cukup konsisten kami kerjakan hingga sepekan berturut-turut adalah proyek merimbunkan Pohon Literasi. Ada banyak hikmah yang kami dapatkan.
Saya merasa waktu kontak dengan gawai, terutama saat di rumah, makin berkurang. Waktu lebih baik dihabiskan dengan membaca buku. Fatha juga makin jarang protes dengan gawai saya. Ayah Fatha pun tak disangka-sangka berhasil menaklukkan tantangan membaca ini.
Pohon Literasi makin terlihat berwujud "pohon"
Hari ini Fatha memilih sendiri Buku bacaannya. Ia menurunkan salah satu buku saya dari rak dengan berucap, "berat". Saya terkejut melihatnya menggotong "Visual Dictionary" setebal 600 halaman lebih seorang diri.
Visual Dictionary, saya dapatkan dari sebuah toko buku saat bertugas sekitar tujuh tahun lalu
Fatha meminta saya membuka halaman yang memperlihatkan gambar sepeda. Ia mengamati baik-baik dan saya menunjukkan satu persatu bagian-bagian kendaraan tersebut. Mulai dari roda dan ban sepeda, sadel, pedal, hingga setang.
Fatha sedang membandingkan bentuk sepeda di gambar dengan sepeda milik Om Adit dalam ingatannya
Tak berapa lama Fatha sudah membolak-balik halaman dan saya ajak ia memperhatikan bentuk kendaraan lainnya, yaitu mobil. Fatha membandingkan gambar mobil pada buku dengan mainan mobil-mobilannya.
Mobil balap vs. SUV
Horee.. hari ini Fatha berhasil mendapat dua helai daun karena berhasil memperhatikan dua tema pada buku tebal Ibu.
Ayah hari ini sukses menyelesaikan satu bab lagi Buku "Ayah Edy Punya Cerita". Bab kedelapan ini bercerita mengenai gejala on dan off pada anak.
Apakah itu?
Gejala on off merupakan sikap anak-anak yang berbeda saat di rumah dan di lingkungan luar rumah. Bisa jadi ia aktif di rumah dan pasif saat di luar, atau sebaliknya.
Munculnya gejala ini bisa jadi dipengaruhi oleh perbedaan sikap orang tua dalam memperlakukan anak-anaknya. Misalkan ayah cenderung keras sedangkan ibu lembut. Termasuk perbedaan kesepakatan ayah dan ibu saat menghadapi Si Kecil. Sangat penting bagi ayah dan ibu untuk sepakat tidak ada yang membela anak ketika ia berbuat salah.
Oleh-oleh Ayah untuk Ibu pada trip kali ini adalah resensi buku
Ibu berhasil menamatkan Buku "Asyiknya Mendongeng: dari Nol sampai Mahir" karya Kak Adin. Berbeda dari buku tentang presentasi kemarin, buku ini lebih banyak menuturkan teori. Jadi membaca buku ini seperti membaca pelajaran Bahasa Indonesia mengenai Dongeng. Kabar baiknya, saya jadi lebih percaya diri mendongeng untuk Fatha dengan ide yang random karena menurut buku ini, mendongeng itu mudah. Jadi semangat ingin mengasah kemampuan berkisah dan mendongeng untuk Si Kecil.
Salah satu "text book" favorit Ibu
Oh ya, mengenai dongeng dan kisah ini, saya pernah membaca dari sumber yang saya sudah lupa, bahwa dongeng bisa "menyesatkan" karena bisa jadi nilai yang ditanamkan kurang sesuai. Misalkan dongeng "kancil mencuri mentimun". Lebih baik berkisah mengenai sejarah atau sirah nabi.
Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat di atas. Dongeng jika dikemas dengan baik, mengajarkan pada anak value yang diharapkan dimiliki keluarga justru akan lebih mudah dicerna daripada sekadar memerintah.
Tapi semua kembali pada pilihan masing-masing, bukan?
Ps: bloopers from today's challenge
Fatha menirukan ekspresi Kak Adin di sampul buku. Ibu sempat bingung beberapa saat. "ngapain kamu, Nang?" :p
Blog ini berisi kisah hidup, perjuangan, cerita-cerita manis, dan semua hal yang harus membuat saya lebih bersyukur. Meskipun saya percaya bahwa “tidak semua hal perlu di-publish”, namun keputusan telah dibuat untuk menuliskan pengalaman tersebut di blog ini agar semakin banyak orang yang membacanya. Semoga bisa memberikan manfaat untuk lebih banyak orang..
The Saputros terdiri dari Ayah, Ibu, Fatha, dan Nadin. Ibu yang akan paling sering muncul di sini karena mendapat tugas dan kewajiban sebagai pemegang kunci rumah. Semoga kisah keluarga kami bermanfaat untuk pembaca..
Menulis adalah media untuk membangun konsentrasi. Sebagai orang yang sangat gampang terdistraksi, menulis memudahkan fokus pada apa yang sedang saya lakukan.
Menulis meminimalisir emosi negatif sehingga menghindarkan saya dari marah tanpa sebab dan sedih berlebihan. Suami sangat mendukung ikhtiar saya menulis apa saja, karena mengurangi waktu untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Semacam belanja online :)
Menulis membantu saya membangun portofolio untuk #elfathamirza. Ketika membutuhkan ide bermain bersamanya, saya bisa membuka-buka kembali halaman lama.
Menulis secara online merupakan salah satu ikhtiar saya untuk mengabadikan cerita dan kisah kami sekeluarga. Semoga bisa menjadi kenangan berharga untuk Ananda.
MasyaAllah...Fatha perkembangannya alhamdulillaah pesat... kangennya jadi sedikit terobati dengan mengetahui kemajuannya beberapa Hari ini...😍
ReplyDeleteMasya Allah tabarokalloh.. Ayah tetap semangat kerjanya ya~
ReplyDeleteFatha tadi sebelum tidur sempat ngabsen, Ayah sedang apa :p
Bukunya sangat menarik mbak Nita... nanti bisa sharing ya fi kelas saat tema mendongeng...
ReplyDeleteWah..maturnuwun, insyaAllah nanti dishare buat teman-teman ya Mbak Sindu..
ReplyDelete