Menyisihkan sebagian waktu bermain dan menjadikannya acara membaca bersama Fatha bisa jadi sangat menyenangkan. Fatha mulai gemar meniru aktivitas membaca. Bukan hanya buku ceritanya sendiri, ia mulai suka melirik buku yang sedang saya baca.
Fatha membolak-balik halaman buku
Ia juga menunjuk gambar-gambar yang menarik pada sampul buku tersebut. Dengan mudahnya Fatha menemukan gambar becak dan mengingat jelas namanya.
Di kesempatan berbeda, Fatha memilih buku "Hmmm..." dan belajar mengenai emosi. Marah, sedih, takut, jijik, dan senang ditunjukkan melalui beberapa ekspresi dan perumpamaan pada buku tersebut. Fatha juga senang menyentuh bagian-bagian bertekstur pada buku tersebut.
Fatha mengenal emosi dan berbagai macam tekstur pada sensory play Buku "Hmmm..."
Sesi membaca hari kedua, saya menghabiskan dua artikel Buku "Faces & Places" lanjutan hari kemarin. "Bertemu Sinterklas" adalah judul artikel yang pertama, menceritakan kisah Desi Anwar saat berhasil menemui "Sinterklas" di kantor pusatnya di Finlandia. Ia menceritakan dengan bahasa yang lugas namun menarik dan plot twist yang menghibur.
Cerita kedua mengenai kunjungan Desi Anwar ke Tibet untuk menemui Dalai Lama di suatu pergantian tahun. Beliau selalu mampu menceritakan sisi positif seorang tokoh dengan sangat baik. Dalai Lama yang rendah hati dan sederhana tergambarkan dalam artikel ini.
Bagaimana dengan Ayah?
Alhamdulillah, Ayah ngebut dan berhasil menyelesaikan tiga bab pertama Buku "Ayah Edy Punya Cerita".
Bab pertama Ayah tamatkan saat di dalam perjalanan. Intisari yang didapat oleh Ayah setelah membaca bagian ini adalah jika kita ingin mengubah perilaku negatif anak maka mulailah dengan memperbaiki perilaku kita sebagai orang tuanya.
Bab kedua menekankan bahwa setiap anak membutuhkan waktu untuk dapat bermetamorfosis menjadi manusia yang luar biasa di masa depan. Ayah Edy menggambarkannya dengan kisah ulat bulu yang akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.
Bab ketiga menjelaskan bahwa anak kita merupakan makhluk paling canggih yang pernah diciptakan oleh Allah di muka bumi ini. Tidak ada ciptaan Allah yang menjadi produk gagal. Menjadi orang tualah yang harus dipersiapkan dengan baik.
Alhamdulillah perjalanan membaca hari kedua selesai dengan baik. Masing-masing anggota keluarga mampu menikmati tiap prosesnya. Rangkuman kegiatan dalam bentuk Pohon Literasi bisa dilihat di bawah ini.
Pohon Literasi Hari Kedua. Sebagian permukaan kertas gambar sudah menjadi korban coretan Fatha. Termasuk beberapa helai daun yang harus diganti karena dicopot paksa :)
Blog ini berisi kisah hidup, perjuangan, cerita-cerita manis, dan semua hal yang harus membuat saya lebih bersyukur. Meskipun saya percaya bahwa “tidak semua hal perlu di-publish”, namun keputusan telah dibuat untuk menuliskan pengalaman tersebut di blog ini agar semakin banyak orang yang membacanya. Semoga bisa memberikan manfaat untuk lebih banyak orang..
The Saputros terdiri dari Ayah, Ibu, Fatha, dan Nadin. Ibu yang akan paling sering muncul di sini karena mendapat tugas dan kewajiban sebagai pemegang kunci rumah. Semoga kisah keluarga kami bermanfaat untuk pembaca..
Menulis adalah media untuk membangun konsentrasi. Sebagai orang yang sangat gampang terdistraksi, menulis memudahkan fokus pada apa yang sedang saya lakukan.
Menulis meminimalisir emosi negatif sehingga menghindarkan saya dari marah tanpa sebab dan sedih berlebihan. Suami sangat mendukung ikhtiar saya menulis apa saja, karena mengurangi waktu untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Semacam belanja online :)
Menulis membantu saya membangun portofolio untuk #elfathamirza. Ketika membutuhkan ide bermain bersamanya, saya bisa membuka-buka kembali halaman lama.
Menulis secara online merupakan salah satu ikhtiar saya untuk mengabadikan cerita dan kisah kami sekeluarga. Semoga bisa menjadi kenangan berharga untuk Ananda.
Wow keren, ada laporan dari ayah....
ReplyDeleteHehehe, iya Mbak, sekalian share review buku karena Ibu juga belum baca :D
ReplyDelete