Tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai sesuatu
Kalimat tersebut mungkin paling pas menggambarkan kehidupan saya hingga hari ini. Lahir dan besar di lingkungan yang dekat dengan dunia tulis-menulis: ibu adalah seorang guru yang juga hobi menulis.
Saat duduk di bangku SMA, ingin hati mengambil peminatan di jurusan bahasa. Selain karena ingin meneruskan kuliah di jurusan yang dekat dengan dunia literasi, saya sangat menggemari belajar bahasa baru.
Sayangnya cita-cita itu kandas ketika orang tua, terutama ibu, tidak merestui pilihan saya. Mereka "mengarahkan" saya untuk melanjutkan studi di jurusan eksakta. Keputusan yang untungnya tak pernah saya sesali, karena selepas lulus, saya kemudian diterima bekerja di sebuah institusi penelitian.
Dunia penelitian rupanya sangat menyenangkan. Bukan hanya kental dengan kegiatan eksperimen, menulis pun menjadi satu aktivitas penting buat para peneliti. Membuat laporan penelitian dan mempublikasikannya dalam artikel ilmiah menjadi kewajiban utama kami.
Keinginan untuk kembali menulis sebagai hobi membuncah kembali ketika Si Kecil Fatha lahir. Pernah dengar kan,
Kelahiran seorang anak juga menjadi proses kelahiran Sang Ibu
Saat akhirnya
Fatha hadir dalam hidup kami, saya merasa ada ribuan kisah yang terjadi setiap harinya. Saat itu saya merasa cukup mendokumentasikannya dalam sebuah logbook berformat google docs.
Lama-kelamaan, saya kesulitan merapikan cerita-cerita tersebut dan mulai melirik kembali blog yang sempat dorman beberapa saat. Apalagi tugas kuliah di Ibu Profesional yang saya ikuti berikutnya memaksa saya untuk makin rajin mengisi tulisan di blog dengan cerita Fatha sehari-hari. Meskipun sederhana, tapi berkesan untuk kami.
Ketika kita bersungguh-sungguh akan sesuatu, rupanya Allah akan mendekatkan kita dengan berbagai kemudahan. Tiba-tiba saja saya dipertemukan dengan komunitas Nulisyuk via Instagram. Saya bergabung dengan batch 21 dan tak berapa lama, antologi pertama saya tentang Perjuangan Menjadi Ibu pun lahir.
|
Buku Antologi pertama saya bersama teman-teman #nulisyukbatch21
Berminat dengan bukunya? Bisa pesan di sini. |
Satu demi satu kelas saya ikuti dengan riang gembira. Seakan menemukan kembali semangat yang membuat saya optimis menjalani rutinitas tiap hari. Deadline demi deadline justru membuat semangat saya makin menyala.
Alhamdulillah, insyaAllah dalam waktu dekat buku antologi kedua dan ketiga saya yang bertema mahasiswa dan traveller akan segera lahir.
|
Project berikutnya. Bagi yang penasaran, harap bersabar menunggu kabar berikutnya, ya :) |
Semua harus ditulis, apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting, tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna
Kata-kata Pramoedya Ananta Toer itu membekas dalam ingatan saya. Tak perlu berpikir panjang untuk menuangkan pikiran dan perasaan dalam karya, apalagi dengan pertimbangan akankah banyak yang suka.
Menulis untuk saya adalah semacam mengabadikan pengalaman dalam kehidupan. Ada kalanya beberapa saat setelahnya saya membuka kembali arsip lama untuk dibagikan pada yang membutuhkan.
Contohnya tentang pengalaman
memilih pompa ASI yang sering dibutuhkan para ibu muda. Sudah berulang kali saya bagikan pada teman-teman dan kenalan yang baru saja menjadi busui. Saya belum berpikir untuk meningkatkan traffic blog agar artikel lebih banyak terbaca karena saat ini masih fokus untuk diri sendiri. Mungkin suatu saat nanti :)
Akutuuu kalau ngomongin soal ibu dan anak suka baper. Salam kenal ya mba😘
ReplyDeleteSalama kenal mba, terimakasih sudah mau menulis... Pasti setiap tulisan punya pembaca dan kegunaanya untuk orang lain..
ReplyDeleteSemangat
Aku setuju dengan kata-kata motivasi dari Pramoedya Ananta Toer. Semangat terus, Mbak.
ReplyDeleteSalam kenal :)