Hari Rabu kali ini terasa lebih istimewa karena Ayah dan Ibu libur. Pukul setengah sebelas pagi, kami sudah berada dalam perjalanan menuju rumah Mbahkung. Sepanjang jalan, Fatha tampak riang gembira menikmati berbagai pemandangan yang ada. Sungai yang membentang ("kolamnya besar, Bu"), perahu-perahu kecil yang dijalankan para pencari ikan ("Kakak mau makan ikan", serta pohon-pohon kopi yang sayangnya belum berbunga.
Sesampainya di sana, Ayah kerja bakti membersihkan rumah Mbahkung bersama Tante dan Pakde. Ibu dan Fatha langsung menuju rumah Mas Zaidan dan Mbak Aira, para sepupu Fatha. Matahari yang bersinar cerah membangkitkan semangat anak-anak kecil ini untuk segera mengeluarkan sepeda dari dalam rumah. Mereka mulai mengendarai sepeda di sepanjang jalan perumahan.
Tak berapa lama, azan zuhur berkumandang. Anak-anak bergegas menuju masjid untuk menunaikan salat berjamaah. Fatha meminta izin Ibu untuk bergabung bersama para sepupunya. Ibu menyetujui dan ikut mengantarkan Fatha.
Masjid berjarak tak jauh dari perumahan. Kami tiba di sana hanya dalam waktu 2-3 menit jalan kaki. Fatha tertawa girang ketika melihat banyak anak lain yang sudah siap dengan sarung, peci, dan mukena masing-masing. Kami pun menuju tempat wudu. Mata Fatha tak lepas dari genangan air yang dibuat di depan pintu kamar mandi. Senyum dan tatapan matanya seakan meminta persetujuan Ibu untuk main di sana. Ibu pura-pura tak menanggapi dan mengajaknya masuk masjid. Hehehe..
Salat zuhur ditunaikan dengan kurang khusyuk karena Fatha sempat menangis. Pasalnya Fatha bertubrukan dengan Mas Zaidan saat berlarian di teras masjid. Belakangan, Ayah mengingatkan Fatha untuk tidak berlarian di masjid. "Masjid digunakan untuk salat dan mengaji ya, Nak."
Ketika akan pulang, Fatha mengingatkan Ibu untuk memasukkan uang ke dalam kotak infak. Alhamdulillah Fatha masih ingat kesepakatan yang kami buat
beberapa hari yang lalu dan
sebelumnya.
#Harike4
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
0 comment(s):