Home Top Ad

Responsive Ads Here

Search This Blog

   "Aduh, aku lupa pake sunscreen ," ceplosku pagi ini setiba di ruangan. Padahal sepagian ini aku sudah berkeliling kantor. Beber...

Mencintai Diri Sendiri

 


 "Aduh, aku lupa pake sunscreen," ceplosku pagi ini setiba di ruangan. Padahal sepagian ini aku sudah berkeliling kantor. Beberapa rekan kerjaku tertawa geli. Mungkin karena dianggapnya, kok lebay, mempermasalahkan hal sepele. Hehehe..

Bagiku, menggunakan skincare adalah bagian dari mencintai diri sendiri. Merawat tubuh yang sudah diamanahkan Allah adalah sebuah kewajiban, seperti halnya makan makanan yang bergizi, cukup tidur, dan berolahraga secara rutin.

Jika diingat-ingat lagi, sejak kecil orang tuaku sudah sering mengajarkan bagaimana cara merawat dan mencintai diri sendiri. Bukan hanya secara fisik, Mama juga mengingatkanku untuk tetap memperhatikan kebutuhan sendiri, sebelum memikirkan orang lain.

Awalnya pesan Mama kuanggap egois. Hidup di dua rumah, bersama Yangti di pagi hingga siang hari, dilanjutkan sore dan malam bersama kedua orang tua, membuatku terbiasa hidup dengan standar ganda. Yangti terlihat sebagai sosok ideal yang selalu memikirkan orang lain sebelum dirinya sendiri. Beliau terlihat sangat sempurna di mataku dan para tetangga.

Mama menganut prinsip yang berbeda. Membantu orang lain boleh, namun setelah memenuhi kebutuhan diri sendiri. Misalnya, kami memasak sepanci penuh gulai daging. Jika ingin memberikan pada tetangga, pastikan keluarga sudah mendapatkan dahulu bagiannya.

Bertahun-tahun aku mengidolakan Yangti karena terlihat begitu baik seperti malaikat. Semua berubah ketika pada akhirnya aku berkeluarga dan memiliki anak. Suatu ketika aku membawa pulang nasi kotak dari kantor berisi ayam bakar. Pikirku, bisa dimakan oleh Fatha.

Rupanya Yangti menemukannya lebih dahulu dan memberikannya pada tetangga dengan alasan,

"Anak kecil jangan dibiasakan makan ayam ras. Lebih baik masakkan untuknya ayam kampung."

Aku hanya tertegun dan sempat ada perasaan dongkol kala itu. Maksud hati ingin memberikan menu spesial buat si kakak, apa daya sudah disabotase terlebih dahulu. Hehehe

Akhirnya aku menelaah kembali cerita-cerita Mama sebelumnya. Sepertinya aku lebih cocok dengan pemikiran beliau. Kita memang harus sudah selesai memikirkan diri sendiri sebelum memikirkan orang lain. Selesai mencintai diri sendiri, baru kemudian mencintai orang lain...

0 comment(s):