Home Top Ad

Responsive Ads Here

Search This Blog

Sementara Proyek Rumah Rapi hari terakhir belum dilaksanakan, saya mengajak Fatha bermain peran. Proyek-proyek sisipan beberapa hari terak...

Family Project: Posyandu Ala Ala

Sementara Proyek Rumah Rapi hari terakhir belum dilaksanakan, saya mengajak Fatha bermain peran. Proyek-proyek sisipan beberapa hari terakhir ini dibuat karena Ibu Fatha sedang ingin refreshing dan benar-benar mengikuti kemauan Sang Anak.

Jadi proyek kali ini merupakan proyek sekali jalan, dimulai dengan acara "ngobrol" saya dan Fatha selepas mandi sore. Fatha berulang kali menarik saya ke kamar dan menginstruksikan pada saya untuk duduk. Saya mengikuti perintahnya. Rupanya ia sedang asyik bermain dengan building blocks favoritnya. Saya menungguinya bermain sambil membuka-buka buku KIA Fatha, iseng melihat growth chart-nya untuk memunculkan ide proyek keluarga.

Fatha yang melihat saya asyik sendiri kemudian mendekat dan menarik buku KIA yang saya pegang.

Aha!

Ide membuat permainan pun dimulai.

Biasanya di tanggal 17 tiap bulannya, RW kami menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kegiatan rutin yang menyasar balita dan lansia terbagi menjadi dua, yaitu penimbangan berat dan pemberian makanan tambahan alias PMT. Beberapa bulan sekali, petugas puskesmas hadir untuk melakukan pemeriksaan kesehatan untuk lansia atau saat ada program pemerintah seperti bulan vitamin A.

Khusus untuk penimbangan berat badan, semenjak sudah bisa berjalan, Fatha sudah diarahkan menggunakan timbangan dacin atau timbangan berdiri alih-alih timbangan bayi. Dan Fatha selalu menangis jika ditimbang menggunakan kedua alat tersebut. Mungkin dirasanya kurang nyaman.

Sayang memang, pengukuran tinggi/panjang badan dan lingkar kepala balita belum bisa dilakukan di posyandu kami. Padahal kedua indikator tersebut termasuk yang perlu dilakukan untuk mengetahui status gizi balita jangka panjang. Selama ini saya dan Pak Suami rutin mengukur panjang badan dan lingkar kepalanya dengan menggunakan meteran baju.

Kali ini, saya membuat proyek dadakan bersama Fatha dengan bermain peran menjadi petugas posyandu. Saya katakan padanya,

"Nak, kita ukur tinggi badan dan lingkar kepalamu, lalu timbang berat badan yuk. Setelah itu kita isi buku KIA-nya.."

Fatha kemudian saya biarkan beberapa saat asyik dengan buku KIA. Ia tertarik dengan beberapa gambar yang menunjukkan aktivitas balita yang sedang makan, minum, bermain bola, bahkan bersepeda. Fatha menunjuk gambar-gambar tersebut sambil menyebutkan nama kegiatannya,

"Duduk, (main) bola, mimik, makan.."

20181115_175122-01

Ada salah satu kegiatan yang dianggapnya sebagai "makan" yang setelah saya perhatikan merupakan acara menggosok gigi. Saya sampaikan pada Fatha,

"Itu yang dipegang mbaknya sikat gigi nak. Seperti Kak Fatha jika sedang mandi, lalu dibantu ibu menggosok gigi supaya gigi dan mulutnya bersih," saya menjelaskan. Fatha pun menirukan,

"(Si)kat gigi," sambil memandang mata saya, memastikan. Saya mengangguk mengiyakan.

Setelah puas membolak-balik 
buku cerita 
buku KIA, kami beranjak dengan kegiatan berikutnya.

"Ayo sekarang kita ukur lingkar kepala Kak Fatha dulu," ujar saya sambil mengulur pita meteran.

20181115_174308-01

Alhamdulillah untuk pertama kalinya dalam sejarah pengukuran lingkar kepala, ia tidak menolak. Padahal biasanya, bahkan ketika bersama ayahnya pun, ia akan menarik lepas pita meteran dan melarikan diri ^^; Sepertinya Fatha mulai mampu menghadapi tantangannya dan mulai merasa nyaman melalui permainan ini.

Selanjutnya saya mengajaknya mengukur tinggi badan di dinding. Agak sulit memang mengukur panjang badannya dalam posisi berbaring jika hanya sendiri. Jadi saya memilih posisi berdiri.

Ada cerita lucu dari Uti Fatha mengenai istilah "ukur" ini. Ketika siang tadi Uti berkata pada Fatha kakinya gatal dan Uti butuh "ngukur" (Bahasa Jawa untuk "menggaruk"), spontan Fatha meraih pita meteran kain dan menarik Uti ke dinding kamar tempat ia biasa diukur tinggi badannya *lol*.

20181115_180522-01

Nb: luka di jidat Fatha merupakan hasil kegiatan menyapu teras dan jatuh terjerembab.

Setelah Fatha berdiri tegak dengan tumit, belakang lutut, bokong, punggung, pundak, serta kepala menempel dinding, Ibu memberi garis batas pada dinding tempat puncak kepalanya berada. Fatha pun membantu Ibu mengukur panjang dari garis batas hingga ke lantai. Tentu saja sesuai kemampuannya :) Rupanya ia sudah mulai mengembangkan kecerdasan intelektual dengan rasa ingin tahunya yang ingin melakukan pengukuran sendiri.

Terakhir, kami berdua menimbang berat badan masing-masing dengan timbangan digital.

PicsArt_11-15-06.49.57

Selesai memplotkan berat badan, tinggi badan, serta lingkar kepala pada aplikasi PrimaKu yang dapat diunduh di sini (karena kartu menuju sehat/KMS akan diisi saat posyandu sebenarnya dua hari lagi), saya menyampaikan pada Fatha bahwa "kegiatan posyandu" telah berakhir. Hasilnya bagus meski penambahan berat badannya belum optimal. Saya menyarankannya untuk lebih lahap makan dan menyantap cemilan yang sudah disiapkan untuknya. Saya mengucapkan terima kasih padanya karena telah mengikuti alur permainan dengan kooperatif. Saya juga mengajaknya untuk mengulang lagi permainan ini bulan depan, insya Allah :)

#Hari12
#Tantangan10hari
#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam

0 comment(s):