Beberapa saat ini Fatha sering minta cemilan di luar waktu makan. Dia akan berceloteh,
"Maem..maem," meskipun waktu makan masih lama.
Melihat daftar cemilannya selama ini, sepertinya memang kurang "berat". Dokter spesialis anak Fatha juga pernah menyarankan cemilan dan makanan yang tinggi kalori untuk anak seusia Fatha yang sedang aktif-aktifnya bergerak.
Saat menjelang pulang kantor, saya mengingat-ingat bahan makanan apa yang tersedia di rumah. Sempat terpikir membuatkan Fatha donat, namun belum-belum sudah membayangkan repotnya. Akhirnya browsing resep di blog Just Try n Taste, ketemulah resep
pizza tanpa ulen. Pilihan jatuh pada si pizza karena saya nilai proses membuatnya praktis dan bisa ditinggal mengerjakan hal lain. Apalagi dari judulnya sudah cocok menggambarkan saya "..untuk Si Malas". ^^ Dan karena tidak digoreng, saya merasa resep ini bisa dimasak bersama Fatha.
Jadi sore itu sepulang dari kantor saya sekalian mampir membeli mixed herbs sebagai salah satu bumbu untuk memperkaya cita rasa si Pizza nantinya.
Tadinya saya berencana akan mengeksekusi resep di malam hari setelah Fatha tidur. Ternyata di resep yang saya baca, adonan mesti diistirahatkan maksimal 7 jam dalam lemari pendingin. Jika dihitung mundur dengan rencana harus jadi pagi hari, maka paling cepat saya harus mulai mempersiapkan adonan kulit pada tengah malam.
Baiklah.
Saya mulai mencampur adonan kulit pada pukul 00.30. Terigu protein tinggi, garam, ragi instan, minyak sayur, dan air hangat yang sudah tercampur rata kemudian saya istirahatkan dalam baskom bertutup kain bersih pada suhu ruang selama satu jam. Setelahnya, saya pindahkan ke dalam lemari pendingin a.k.a. chiller dan saya pun melanjutkan tidur.
Pagi harinya saya mulai membuat topping pizza. Berhubung berencana tidak menggunakan saos botolan, saya memilih memanfaatkan tomat merah yang dipotong dadu dan daging giling sebagai isian pizza. Kedua bahan utama tersebut ditumis bersama dengan tambahan beberapa macam bumbu.
Saya memasak sambil sesekali menengok Fatha yang sedang tidur, khawatir ia terjaga dan tidak menemui orang lain di dekatnya.
Benar saja, saat saya intip untuk yang kesekian kalinya, Fatha sudah terbangun dan mulai tersenyum pada saya. Saya menyapanya dan mengajaknya memasak bersama.
Fatha pun saya gendong di punggung dengan backcarry SSC.
Saya memilih meletakkan Fatha di gendongan agar ia bisa mengamati kegiatan yang saya lakukan dan saya tetap tenang bersamanya.
Aktivitas memasak bersama Fatha pun dimulai~
Adonan kulit yang sudah saya inapkan semalam di kulkas kami keluarkan dan letakkan pada panci teflon dua sisi bermerk h*ppyc*ll. Sebelumnya si panci teflon sudah dilumuri dengan mentega. Adonan topping saya lumurkan di atas adonan kulit dengan menggunakan spatula. Setelah tomat dan bawang bombay iris serta keju cheddar parut dan mozarella saya tata di atasnya. Pizza pun siap dipanggang :)
Tentunya saat memasak, si panci teflon saya tutup dengan rapat. Namun tiap 5 menit saya cek kematangannya supaya tidak overcooked.
Saya memilih memanggang menggunakan api kecil selama 20 menit. Ternyata hasilnya sedikit keras di pinggiran pizzanya. Mungkin kali lain, waktu pemanggangan bisa dikurangi menjadi 15 menit saja.
Pizza segera saya potong setelah dikeluarkan dari cetakan. Inilah hasilnya..
Rasanya cukup otentik pizza. Adonan rotinya empuk tapi renyah, sedangkan rasa isiannya saya rasa sudah pas. Yang terpenting, Fatha suka dan makan dengan lahapnya :)
Alhamdulillah cooking project kali ini sukses. Fatha menikmati karena ia pun merasa terlibat saat proses penyiapannya ^^
Oh ya, resep selengkapnya bisa ditengok di
cookpad ini.
#Hari10
#Tantangan10hari
#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam
Waahhh .... Bisa nih diajarin berkreasi buat pizza nya...😁
ReplyDeleteKakak Fatha hebat...sudah bisa makan makanan berkalori tinggi ...semoga tumbuh kembang ya makin bagus ya, kak....😘
Aamiin insyaAllah Ayah.. Besok pagi bikin pizza lagi dengan variasi topping berbeda ah. Hehehe
ReplyDelete