Hari-hari awal melahirkan merupakan saat-saat yang cukup berat bagi saya. Meskipun IMD a.k.a inisiasi menyusu dini sudah dapat kami lakukan selama 1 jam dan alhamdulillah ASI langsung keluar, namun bendungan ASI alias engorgement pada payudara sudah muncul di minggu pertama.
Mengapa bendungan ASI dapat terjadi?
Ternyata penyebab bendungan adalah sumbatan ASI pada saluran ASI. Sumbatan ini kemudian menimbulkan bengkak pada payudara dan memunculkan perasaan tidak nyaman. Pada beberapa kasus, sumbatan ini disebabkan oleh:
- Pengeluaran ASI yang kurang efektif
ASI diproduksi sesuai permintaan/on demand. Biasanya di hari-hari awal menyusui, ibu masih berjuang dengan pelekatan yang tepat. Pelekatan yang tepat akan membantu pengosongan payudara secara lebih efisien. Sebaliknya, saat payudara tidak benar-benar dikosongkan, bendungan ASI sangat mungkin terjadi.
Pada kasus saya, ketika payudara tidak disusukan sesuai permintaan bayi, atau ketika berjauhan dengan bayi payudara tidak secara berkala diperah maka ucapkan selamat datang pada bendungan ASI.
- Proses menyusui tidak dilakukan sesuai permintaan bayi
Di hari awal menyusui, beberapa bayi memang perlu dibangunkan 2-3 jam sekali untuk menyusu. Untuk mengetahu cukup atau tidaknya asupan cairan pada bayi, biasanya dilihat dengan frekuensi BAK dan penambahan berat badan. Setelah pola menyusu terbentuk, menyusui dapat dilakukan sekehendak bayi
- Milk blister
Munculnya titik-titik putih seperti jerawat pada bagian puting perlu diwaspadai sebagai milk blister. Keberadaan milk blister ini bisa menutup saluran ASI dan menyebabkan bengkak pada payudara. Yang perlu dibedakan, jika titik2 putih terlihat seperti luka melepuh, bisa jadi merupakan herpes dan ibu diminta untuk tidak menyusui pada payudara yang mengalami herpes. Dikhawatirkan herpes dapat menular melalui proses menyusui.
Cara menghilangkan milk blister pun bisa beberapa macam cara. Yang paling praktis memang dengan disusukan pada bayi atau dengan memerah. Namun tidak semua ibu dapat menahan sakit bendungan akibat milk blister ini. Untuk mengatasinya, bisa diintip
tips ini.
- Posisi tidur tengkurap yang menyebabkan payudara terbebani berat badan
- Benturan pada payudara
Cara mengatasi bendungan ASI terbilang cukup tricky. Untuk menghilangkan rasa nyeri, bisa dilakukan dengan mengompres bagian yang bengkak menggunakan air hangat. Saya memilih botol ASIP dari kaca untuk menampung air hangat dan menempelkannya pada bagian yang sakit. Dengan cara ini, rasa hangat bertahan cukup lama daripada dengan menggunakan waslap. Setelah mengompres, segera kosongkan payudara baik dengan disusukan langsung atau jika tidak memungkinkan dapat dengan diperah.
Setelah disusukan atau diperah, kompres payudara dengan air dingin, atau dengan meletakkan lembaran kol yang sudah dicuci bersih (lebih adem jika sudah masuk kulkas) ke dalam bra. Efek dinginnya cukup menenangkan.
Jika rasa sakit berlanjut, bisa menghubungi konselor laktasi atau dokter. Apalagi jika sudah muncul gejala demam maupun kemerahan pada payudara, bisa jadi indikasi mengarah pada peradangan atau mastitis. Penanganan dari dokter diperlukan, biasanya dengan meresepkan antibiotik dan anti nyeri, tentunya yang aman bagi busui.
Bendungan ASI dan mastitis perlu diwaspadai karena jika berlanjut hingga menimbulkan nanah atau abses, maka tindakan insisi oleh dokter harus dilakukan.
Sumber Bacaan
7 Cara Mengusir Milk Blister, Si Jerawat Pengganggu Proses Menyusui. https://www.alodokter.com/7-cara-mengusir-milk-blister-si-luka-lepuh-pengganggu-proses-menyusui
0 comment(s):